PARA penggemar atau penghobi burung hendaknya tidak saja berbekal pemahaman karakter burung. Namun mengenal karakter sangkar juga sangat penting dipahami. Pasalnya, sangkar itu ibarat rumah bagi burun: tempat ia memperoleh pakan, layan-an kesehatan, dan perawatan harian.
Sangkar yang bagus akan memberikan rasa nyaman dan damai bagi burung yang menempatinya. Karena itu, ada enam jurus dalam memilih sangkar yang disesuaikan dengan calon penghuninya. Apakah itu burung kecil (decu, teledekan, branjangan) atau burung sedang (anis merah, cendet dan murai batu).Pertama, sebelum membeli sangkar, perhatikan dulu untuk burung apakah sangkar tersebut dibeli? Sebab hal itu berhubungan dengan ukuran burung. Kemudian lihatlah jenis atau model sangkar yang akan digunakan. Kalau hanya untuk burung rumahan, atau sangkar harian, sebaiknya membeli sangkar biasa.
Usahakan agar permukaan sang-kar halus, kuat danharganya murah. Sebab kalau untuk sehari-hari harus menggunakan sangkar ukir yang mahal, tentunya agak mubazir. Sangkar mahal biasanya digunakan hanya pada saat burung dilombakan.
Kedua, periksalah kekuatan jeruji dari sisi-sisinya. Apakah ada jeruji yang patah? Jeruji yang baik adalah agak lentur tetapi kuat. Jeruji yang demikian biasanya terbuat dari bam-bu yang benar-benar tua. Setelah itu, cek bagian bawah dengan menarik alas tempat kotoran.
Jarak Alas
Sebaiknya jangan menggunakan alas yang agak susah saat ditarik, ka-rena menganggu ketenangan burung dan dapat mengakibatkan stres. Karena itu, pastikan dan pilih laci tempat penampungan kotoran yang mudah dikeluarkan. Dengan demi-kian, sewaktu-waktu kita membersihkan kotorannya, burung tak me-rasa terganggu.
Ketiga, perhatikan jarak antara alas kotoran dan alas berpijak burung. Jarak yang terlalu dekat antara alas kotoran dan dasar tempat berpijak kurang baik bagi kesehatan burung itu sendiri. Sebab tidak jarang pakan yang jatuh dan terkena kotoran burung masih dipatuk lagi. Padahal pakan yang jatuh tadi sudah kotor. Belum lagi kalau burung turun, jari-jari kaki terkena kotoran yang dimungkinkan bisa menimbulkan jamur pada kaki.
Keempat, gantungan sangkar harus kuat dan kokoh agar saat menggantungkan tidak mudah copot atau jebol.Sebab sering terjadi sangkar ke-lihatannya kokoh, tapi ketika digantungkan terkena empasan angin. Karena tak kuat menahan, akhirnya kayunya patah dan jatuh. Gantungan yang nampak kokoh luar dari luar belum tentu kuat. Karena itu, tidak jarang sangkar jatuh akibat kurang kokohnya gantungan sangkar.
Kelima, sediakan beberapa tang-kringan (tenggeran) di dalam sangkar. Tangkringan dipasang horisontal , dengan diameter disesuaikan dengan calon penghuninya, Untuk jenis kenari, sediakan tangkringan yang se-suai dengan genggaman kaki kenari yang kecil. Begitu pula jika calon penghuninya adalag burung punglor atau cucakrawa. Selain tangkringan, sediakan pula tempat pakan dan tempat air minum di dalam sangkar.
Keenam, pintu masuk harus cukup lebar. Pilihlah pintu yang berada di tengah, bukandi bawah. Sebab kalau d ibawah, kita akan kesulitan dalam memandikan burung. Lagi pula, sangkar yang pintunya di bawah bisa menyebabkan burung mudah lepas. Pilihlah pintu sangkar yang lancar dibuka dan ditutup. Bila perlu, carilah pintu yang dapat menutup sendiri. Ini untuk menghindari pemilik jika lupa menutup pintu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar